Rabu, 05 Oktober 2011

Sinopsis Novel Akatsuki

Sabtu 7 Agustus 2010 kemaren aku dan temen-temen alay hima-ku ngadain rapat triwulan di Monas. Okey, aku ngga mau ngebahas tentang rapatnya, kok. Kelar rapat triwulan, waktu nunggu yang laen shalat, aku, dan beberapa temen yang laen nunggu di undakan tangga arah toilet monas ngerangkap mushala jadi-jadian. Sambil makan siang, temenku, sebut aja dia Ucup -dia perempuan- megang-megang novelnya yang berjudul "Akatsuki" yang ternyata abis dipinjem sama si Sepsoy.

Yah, seperti biasa, dengan rasa pengen tauku, aku minjem novel itu untuk diliat-liat covernya. Aku tertarik dengan judulnya yang ke-jepang-an. Aku liat pengarangnya. "Miyazaki Ichigo? Orang Jepang, ya, Cup?" tanyaku pada Ucup. "Bukan, om!" Gitulah kira-kira. Intinya: nama novelisnya emang Jepang banget, tapi dia bukan orang Jepang. Nama penaa~ :D Aku buka-buka isinya, liat-liat judulnya. Kayanya menarik. Setiap judul bab ditulis pake kanji. Cuplikan isinya beberapa kali pake potongan lagu-lagu ost anime.. Apalagi waktu aku tanya seru ato ngga, si empunya novel bilang seru banget. Okelah. Aku pinjem.

Setelah baca novelnya dalam beberapa jam sampe begadang, segala aku mau bilang, "Sepertinya aku jadi gila!" Kok  bisa?? HAHA. Ayo deh, baca aja resensi novelnya. Cekidot!

Title     : Akatsuki
Author : Miyazaki Ichigo
Genre  : Romance, Religious
Rating  : 17 +


Dengan seting tempat di Jepang, cerita dimulai dari prolog berjudul 始めましょう yang artinya Mari Kita Mulai. Dibuka dengan kisah kelahiran sang tokoh utama, Mayumi, yang ditinggal mati oleh ibunya saat melahirkannya. Kisah berlanjut ke bab selanjutnya, 合図 yang berarti Sinyal. Pada bab ini diceritakan kisah Mayumi remaja yang kakak laki-lakinya sudah kembali dari kuliah kedokterannya di Inggris. "Mayu-hime" itu adalah panggilan sayang dari kakaknya pada Mayumi yang berarti "Putri Mayu". 

Dari kisah-kisah selanjutnya diketahui bahwa Mayumi sangat disayang oleh ibunya dan kakaknya tersebut. Loh? Katanya ibunya udah meninggal? That's right. Alur cerita ini maju mundur. Sepeninggal ibunya setelah melahirkannya pada prolog, ayahnya meminta tolong pada istri sahabatnya untuk menyapih Mayumi. Keluarga Nakano -nama sahabat ayahnya- kebetulan baru saja kehilangan anak laki-laki keduanya, jadilah Mayumi pun disapih oleh Ibu Nakano seperti anaknya sendiri. Suatu ketika ayah Mayumi, meninggal dalam perjalanan menuju kantornya, jadilah Mayumi seorang yatim piatu. Dia pun diangkat anak oleh keluarga Nakano. Tak butuh waktu lama untuk Mayumi disayang oleh keluarga tersebut.

Mayumi merupakan gadis yang -sebenarnya- cantik, tapi orangnya sendiri merasa biasa saja. Digambarkan sebagai pribadi yang tidak feminin, tapi juga tidak tomboy. Mayumi tidak suka berdandan dan paling tidak suka merias wajahnya. Tapi dia tidak pernah melupakan kodratnya sebagai perempuan, sederhana saja. Di sekolah pun dia anak yang sederhana saja dengan banyak teman di sekelilingnya. Ada Kozue yang merupakan sahabat lamanya, Kira Si Ketua Kelas yang dapat diandalkan dan nampaknya menaruh hati pada Mayumi, Rin, gadis lemah lembut yang diketahui mengagumi teman sekelasnya yang bernama Kagawa Satoshi Sang Pangeran Es, Takuya, dan Chiba yang merupakan sahabat Sang Pangeran Es.

Berawal dari rasa penasaran Mayumi akan kelakuan Satoshi -Sang Pangeran Es- yang selalu menghilang saat jam makan siang dan penolakan Satoshi saat dipilih menjadi pemeran pangeran dalam pentas kebudayaan di sekolahnya. Lewat suatu kejadian, Mayumi dan Satoshi pun mengobrol untuk pertama kalinya. Dari situlah Mayumi tau bahwa Satoshi seorang Muslim, yang menjawab pertanyaan-pertanyaanya tentang tingkah tidak biasa Satoshi selama ini yang ternyata shalat dzuhur saat jam makan siang, sampai cara bicara dan sikap Satoshi terhadap lawan jenis yang akhirnya membuatnya disebut sebagai Pangeran Es.

Rasa penasaran Mayumi terhadap Satoshi pun merambat pada Islam. Dia ingin mengetahui agama seperti apa yang diyakini oleh Satoshi hingga membuatnya terlihat bebeda dari orang Jepang lainnya. Dia pun berkenalan dengan Ayame, kakak perempuan Satoshi yang merupakan seorang muslimah berjilbab. Dari Ayame-lah Mayumi banyak mengetahui tentang Islam.

Cerita terus bergulir. Shun, kakak Mayumi dari keluarga Nakano yang memanggilnya Mayuhime, memperkenalkannya dengan seseorang bernama Henry Finch yang nantinya akan diketahui bahwa ternyata Henry memiliki hubungan darah dengan Mayumi. Konflik pun mulai berdatangan dalam hidup Mayumi. Dalam menjalani masalahnya, dia dituntun untuk mengenal Islam lebih jauh, bukan hanya rasa penasaran, tapi juga mempelajari Islam.

Cara penyampaian kisah ini bagus, seperti novel-novel pada umumnya. Tidak terlihat bahwa ini adalah novel pertama dari sang novelis yang diterbitkan. :D Pengenalan Islam pun dibuat sedemikian rupa sehingga tidak berat saat dibaca. Cocok untuk dibaca orang-orang yang ingin mengenal Islam. Kisah antara Mayumi-Satoshi menarik untuk dibaca (menurut aku, ya..). Banyaknya potongan lirik dari ost anime yang disisipkan dalam novel ini, menjadi nilai plus. Masyarakat Indonesia yang selama ini hanya dapat menyanyikan lagunya tanpa mengerti artinya pun dapat mengerti karena disertakan arti dalam bahasa indonesianya. Banyak juga pengetahuan tentang kebudayaan Jepang yang dimasukkan dalam novel ini sehingga yang membaca pun bisa mengerti tentang kebudayaan negara lain..

Kekurangannya, ada beberapa bagian dalam novel ini yang menurut aku kurang masuk akal. Seperti tokoh Satoshi yang digambarkan sebagai sesosok laki-laki sempurna dengan kualitas otak, wajah, dan ilmu agama yang baik. Pada kenyaataanya sulit ditemukan manusia yang seperti itu, kan? :D Namun karena ini novel fiski, dan pengarangnya pun perempuan juga, tentu saja saya mengerti perasaanya. :P Tokoh yang digambarkan sesuai dengan impian para perempuan (haha). Di luar penokohan, ada beberapa adegan dalam kisah yang juga kurang masuk akal. yah, ngga perlu dijabarkan aku rasa. Selain itu, alur cerita yang mudah ditebak juga termasuk kekurangan dalam novel ini biarpun ngga mengurangi pembaca untuk menikmati ceritanya. Oya, kata temenku, @ramapppon, tokoh-tokoh dalam novel bukan orang Jepang banget. Berasa Indonesia banget lah.. 

Manusia pada hakikatnya mengetahui yang mana kebenaran, hanya saja ngga bisa langsung menerimanya, apalagi mengaplikasikannya dalam kehidupan.Tapi jika memang sudah saatnya hidayah itu datang dan manusia menerimanya dengan hati yang terbuka, maka insya Allah akan teranglah jalannya. Sebaliknya, jika manusia menutup hatinya, maka gelaplah jalannya sampai Allah akan menyapanya kembali dengan hidayah kembali. Semoga kita termasuk orang-orang yang membuka hati terhadap kebenaran Allah, amiin.. >__<

1 komentar: